30 October 2011

Baca Qur’an apa baca Koran???

Rutinitas setiap hari seorang manusia tak akan pernah luput dari 2 hal, yaitu qur’an dan Koran. Lalu apa hubungannya??? Ini mungkin membuat tanda Tanya besar bagi kita. 

Sebagai seorang muslim, kehidupan sehari – hari kita tak akan pernah lepas dari qur’an sebagai petunjuk kehidupan umat manusia. Qur’an sebagai simbol agama menjadi mukjizat bagi umat muslim dalam menyelami kehidupan. Namun simbol kehidupann tersebut semakin hari semakin terkikis. Zaman menuju akhir semakin banyak umat muslim yang hanya bisa membaca qur’an secara tekstual, bukan secara hakiki dalam perbuatan, atau bahkan tidak bisa membaca sama sekali.

Qur’an dibaca setiap hari oleh umat muslim, namun hanya sebagian kecil yang membaca, dari yang sedikit yang tadi, lebih sedikit lagi yang bisa memaknai dan mempraktekkan dalam perbuatan. Qur’an semakin lama semakin terkikis maknanya. Hanya menjadi simbolis umat muslim. Sebagai kebanggaan, bukan sebagai tuntunan.

Begitu juga dengan trend globalisasi yang semakin marak, Koran telah menjadi trend tersendiri dalam mencari berita. Semakin hari semakin banyak manusia yang membaca Koran. Setiap pagi dan malam warung kopi dan dimanapun itu terpajang Koran. Orang lebih mudah mengakses Koran. Koran juga sebagai layanan kenyamanan saat menunggu antrian bayar tagihan telepon dan listrik. 

Mencari tempat membaca koran lebih mudah dari pada mencari tempat membaca qur’an. Hampir semua tempat ada koran, di rumah, tempat bekerja, tempat antrian, café, dan lainnya. Namun kita hanya bisa menemukan qur’an hanya di tempat tertentu, di rumah kita (itupun kalau ada) dan di rumah Allah (masjid, musholla, langgar). Kita tak akan menemukan qur’an di warung, atau di restoran, bahkan di cafepun tak ada.

Dua fenomena diatas seakan menjadi terbalik. Dahulu orang lebih suka membaca qur’an setelah sholat, disaat senggang bahkan saat bekerjapun sempat membaca qur’an. Beda dengan sekarang, pembaca qur’an semakin berkurang, bahkan beralih membaca Koran. Lalu apa ini salah??? Ini bukan kesalahan siapa – siapa, ini hanya sekedar fenomena kehidupan dari Sang Kholik. Kita hanya patut introspeksi diri, meneliti perbuatan kita agar tidak terjerumus.

No comments:

Post a Comment